Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah critical thinking atau
berpikir kritis. Kenapa penting? Sebab dengan derasnya informasi yang
bisa didapat dari internet, kita tidak boleh terlena dan menganggap
semuanya valid. Latihan berpikir kritis bisa kita peroleh dari sekolah.
Tapi kan pendidikan itu tidak melulu harus didapat dari pendidikan
formal.
Kita juga bisa belajar dari banyak hal, termasuk kisah-kisah di film
Film-film ini mempertanyakan beberapa hal krusial, dan kalau kamu
memperhatikan, kamu akan temukan bahwa dunia ini bukan terdiri dari
hitam dan putih saja.
1. True Cost (2015)
Alasan: Industri fashion selalu terkesan glamor dan menawarkan escapism menuju
alam yang hanya mengenal kesenangan. Namun, di film dokumenter True
Cost kita diperlihatkan sebuah dunia yang nyata dimana untuk setiap
helai kain yang kita pakai, ada keringat dan darah dari para pekerja
yang dibayar murah di negara-negara dunia ketiga seperti Bangladesh dan
Vietnam, bahkan Tiongkok yang perekonomiannya tidak bisa dianggap
enteng.
Istri dari aktor Inggris, Colin Firth,
berada di balik film ini bersama sutradara Andrew Morgan. Setelah
menonton True Cost, harapannya kita jadi lebih bijak dalam berbelanja.
2. Gie (2005)
Alasan: Gie adalah film besutan sutradara Riri Riza yang mengisahkan perjalanan aktivisme seorang pemuda keturuna Tionghoa bernama Soe Hok Gie. Ceritanya berdasarkan buku yang ditulis Gie sendiri, yakni, Catatan Seorang Demonstran.
Dari film ini kita bisa belajar bahwa
pemuda punya andil dalam membentuk sejarah bangsa. Gie gelisah ketika
perpolitikan Indonesia di tahun 1960an mengarah ke otoriter dan rakyat
dikotak-kotakkan berdasarkan suku dan agama. Dia menjadi aktivis yang
kerap memprotes Sukarno dan Soeharto. Karena pemikiran kritisnya juga
dia pernah dikucilkan. Tapi, Gie sadar bahwa menjadi pembeda berarti
tidak takut berjalan sendirian.
3. Gone Baby Gone (2007)
Alasan: Gone Baby Gone adalah sebuah film drama yang dibintangi Morgan Freeman dan Casey Affleck. Akhir dari film ini sangat tidak terduga. Oleh karenanya, kita diajari bahwa penampilan luar tidak bisa menjadi tolak ukur satu-satunya dalam menilai seseorang. Kompas moral kita pun akan diombang-ambingkan di penghujung film.
Casey Affleck berperan sebagai detektif
swasta yang masih sangat muda dan ingin terlibat dalam investigasi
tentang penculikan seorang anak kecil. Kepolisian sempat
menertawakannya, tapi dia tetap fokus bekerja keras mengungkap
kebenaran. Di akhir film, kita ditantang untuk memilih membela siapa dan
disitulah dilema terjadi -- hidup tidak selalu hitam dan putih.
4. PK (2014)
Alasan: Film satir hampir selalu cerdas dan bisa memotret kenyataan dengan cukup akurat. PK adalah film India yang dibintangi Amir Khan. Dalam menonton film ini, kita dituntut untuk berpikiran terbuka sebab ceritanya menyinggung soal agama, keyakinan, dan bagaimana dogma mempengaruhi perlakuan kita terhadap seseorang.
Tidak ada yang benar dan salah bila
seseorang memeluk suatu keyakinan tertentu. Justru yang merisaukan
adalah bila keyakinan tersebut membutakan kita dan menjadikan kita
sebagai manusia yang tidak memiliki rasa toleransi.
5. Rudy Habibie (2016)
Alasan: Siapa tidak kagum pada sosok Bacharuddin Jusuf Habibie? Kejeniusan serta visi dan misinya akan industri dirgantara Indonesia adalah salah satu yang paling progresif dalam sejarah Indonesia. Begitu juga dengan sifatnya yang rendah hati. Film Rudy Habibie mengajarkan kita bahwa sebagai pemuda, kita dituntut untuk selalu berpikir selangkah di depan dari zaman dimana kita tinggal.
Dalam filmnya, Habibie muda menantang
teman-teman kuliahnya di masa itu untuk membuka pikiran bahwa
berkontribusi kepada negara tidak hanya dilakukan dengan berteriak atau
angkat senjata, tapi juga dengan ide dan pikiran: analisa persoalan dan
temukan solusinya.
6. Dead Poets Society (1989)
Alasan: Ini adalah salah satu film legendaris dari seorang legenda itu sendiri, Robin Williams. Dead Poets Society menceritakan sebuah sekolah khusus laki-laki dengan standar dan kedisiplinan tinggi. Sekolah itu sangat fokus pada pencapaian dimana konformitas adalah salah satu tolak ukurnya.
Siswa-siswa dilarang protes atau
mengeluarkan pendapat yang dirasa melawan norma atau budaya sekolah
hingga datanglah seorang guru (diperankan Robin Williams) yang mengajari
mereka tentang kreativitas dan keterbukaan pikiran. Karena dia tidak
ingin siswa-siswanya didikte oleh buku, dia pun menyuruh mereka merobek
beberapa halaman dari buku pelajaran. Setelah menonton, kita akan paham
bahwa norma adalah konstruksi sosial yang tidak selalu benar.
6. Girl Rising (2013)
Alasan: Di saat kita yang hidup di perkotaan dengan semua fasilitas, ada banyak sekali gadis-gadis di luar sana yang harus mengalami persoalan paling dasar, namun juga sangat krusial. Mereka tidak bisa bersekolah karena kesempatan hanya diberikan kepada anak laki-laki. Mereka harus dijual kepada pria dewasa karena orangtua membutuhkan biaya.
Mereka harus mengalami diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari hanya karena mereka terlahir sebagai perempuan. Film ini mengajarkan kita bahwa kultur masyarakat kita masih bersifat patriarki dan banyak dari permasalahan sosial yang menimpa perempuan timbul berkat campur tangan laki-laki.
Semoga film di atas bermanfaat . . . .
https://life.idntimes.com/inspiration/rosa-folia/sumpah-pemuda-ini-7-film-yang-wajib-kamu-tonton-agar-berpikir-lebih-kritis
Tidak ada komentar:
Write komentar