Kehabisan uang jajan hingga harus menahan lapar di akhir bulan adalah anggapan-anggapan yang lekat dengan mahasiswa. Uang bulanan pemberian orang tua seringkali tidak bisa mencukupi semua kebutuhan memaksa mereka untuk pintar-pintar memutar otak demi bertahan hingga bulan berikutnya.
Ah, apa iya sih kehidupan mahasiswa bisa begitu menderita? Apakah keuangan mereka yang punya predikat mahasiswa harus selalu sedemikian peliknya? Nggak jugalahhh . Masih ada lho trik-trik finansial yang bisa kamu terapkan demi keuangan yang lebih “mapan”.
1. Jangan malas mencari solusi. Temukan rumus mengatur uang bulanan yang paling cocok kamu ikuti.
Salah satu yang wajib kamu lakukan adalah membagi-bagi uangmu ke berbagai pos. Misalnya, pisahkan-pisahkan uangmu untuk:
– kebutuhan pokok bulananSebagai yang paling tahu kebutuhanmu, kamu sendirilah yang bisa mengatur keuanganmu. Nominal untuk kebutuhan pokok, kebutuhan tambahan, dan dana simpanan bisa divariasikan setiap bulannya. Beberapa formula dapat kamu coba dan tentukan yang paling pas untukmu.
– biaya perkuliahan
– kebutuhan tambahan
– dana simpanan (khusus untuk pengeluaran yang sifatnya penting dan mendesak)
2. Peribahasa “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit” harus kamu percaya. Meski masih mahasiswa, menabung itu wajib hukumnya!
Tidak ada frasa ‘terlalu dini’ untuk menabung. Bahkan, kita sudah diajarkan dengan budaya ini sejak masa taman kanak-kanak. Kemampuan menabungmu juga tidak ukur dari nominal yang bisa kamu sisihkan, tapi dari konsistensimu.Menyisihkan 3-5 ribu per hari tidak jadi soal, selama kamu bisa tekun dan menahan diri untuk tidak mencomot uang tabunganmu ketika ingin membeli sesuatu. Bayangkan, ketika memulai kebiasaan ini di semester awal kuliah, berapa yang bisa kamu kumpulkan saat menjelang kelulusan?
3. Memang tak mudah mengendalikan keinginan. Tapi, punya dua rekening bisa jadi jurus jitu supaya uangmu aman.
Kenapa kamu sebaiknya punya dua rekening? Karena kamu perlu membedakan rekening kebutuhan dan simpanan. Rekening kebutuhan adalah kemana orang tua bisa mengirim jatah bulananmu. Kamu bisa mengambil sekian persennya untuk dipindahkan ke rekening simpanan, yang haram kamu sentuh kecuali dalam kondisi mendesak. Untuk segala pemenuhan kebutuhan sampai akhir bulan, sudah cukup menggunakan uang dalam rekening kebutuhan.
4. Jangan sembarangan memilih bank. Perkara suku bunga dan potongan biaya administrasi juga wajib diperhitungkan.
Selain itu, pertimbangkan tentang penggunaan ATM dan kartu debit. Sebaiknya gunakan ATM sekaligus kartu debit untuk rekening kebutuhan, tapi tidak untuk rekening simpananmu. Semakin banyak kemudahan mengambil uang di rekeneningmu, semakin sulit kamu menabung lewat rekening simpananmu.
5. Pintar-pintarlah mengelolah uang jajan. Pastikan kamu pantang berhutang saat kekurangan.
Selain menjaga nafsu jajanmu, berhutang jadi hal yang wajib kamu hindari. Sekalipun hanya meminjam uang pada teman dekat dalam jumlah kecil, hal ini bisa jadi kebiasaan buruk. Bisa jadi kamu semakin manja dan tidak disiplin mengatur pengeluaran lantaran merasa ada teman yang siap meminjamimu. Pada akhirnya, kamu justru akan kewalahan menghadapi hutang-hutangmu yang tidak terasa sudah menumpuk.
6. Uang recehan pun tak boleh disepelekan. Siapkan celengan untuk menampungnya!
Caranya, siapkan satu atau dua buah celengan di kamarmu. Gunakan celengan untuk menyimpan uang receh yang seringkali kamu abaikan. Misalnya, satu celengan untuk menyimpan koin 500-an dan satu celengan lagi untuk koin 100 atau 200-an. Ketika mendapat uang kembalian dari tempat fotokopi atau warung, segera simpan recehanmu. Suatu hari kamu akan terkejut ketika kedua celenganmu sudah penuh terisi.
7. Demi menghemat pengeluaranmu, jangan ragu menjelajahi daerah sekitar kampusmu.
Semisal nih, kamu bisa cari tau tempat makan yang enak sekaligus murah, kios fotokopi yang harganya bersaing, atau tempat ngopi yang nyaman tapi tetap harga mahasiswa. Walaupun terkesan sepele, hal-hal kecil ini bisa melancarkan perjuanganmu sebagai mahasiwa.
8. Selagi masih mahasiswa, manfaatkan waktu dan tenagamu untuk merintis usaha.
Baik perseorangan maupun bersama teman, mulailah untu merintis usahamu sendiri. Banyak mahasiswa yang akhirnya sukses menyandang gelar entrepreneur setelah melakoni usaha sambil kuliah. Misalnya, sebagai mahasiswa jurusan Bahasa Inggris, kamu dan teman-temanmu punya kesempatan membuka jasa penerjemahan. Selain mengamankan kondisi keuanganmu, bisa jadi kamu tidak lagi mengandalkan uang bulanan dari orang tua.
9. Meski belum bekerja, merencanakan investasi yang akan dipilih nanti juga tak ada salahnya.
10. Bukan cuma uangmu, tapi hargai juga waktu dan tenagamu.
Tapi, kemana perginya uang hasil keringatmu? Ketika hanya digunakan untuk sekedar makan di restoran atau beli gawai baru, tentu perjuanganmu jadi terkesan sia-sia. Setidaknya, bekerja paruh waktu sudah mengorbankan waktu istirahat di sela-sela aktivitas kuliahmu. Jika hasilnya tidak bisa dimanfaatkan dengan bijaksana, bukankah sama halnya dengan buang-buang waktumu?
11. Keuangan yang mapan bukan sekadar angan, selama punya motivasi yang kuat untuk mewujudkan!
Misalnya, kamu bertekad melanjutkan kuliah S-2 dengan biaya sendiri, punya mobil pribadi sebelum usia 30 tahun, atau menikah di usia muda. Apapun motivasimu sah-sah saja, selama bisa berdampak baik bagi kemajuan dirimu.
Nah, gimana? Sudahkah kamu melakukan hal-hal dalam artikel ini? Jika iya, semoga bisa terus melanjutkan perjuanganmu, ya! Jika belum, segera ambil sikap supaya jadi mahasiswa yang sukses secara finansial. Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:
Write komentar